Kartini Masa Kini: Cerdas Digital, Kuat Iman, Luhur Takwa
Rahmah Kurniawaty
Hari Kartini adalah momentum untuk menghargai peran perempuan dalam membangun bangsa. Namun bagi muslimah Indonesia, ini lebih dari sekadar penghormatan sejarah. Ini adalah saat yang tepat untuk merenungi kembali jati diri sebagai perempuan yang tidak hanya tangguh di dunia, tapi juga mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di tengah derasnya arus teknologi, kecerdasan buatan, dan dunia digital, seorang perempuan muslimah dihadapkan pada tantangan dan pilihan yang tak ringan. Dunia maya menawarkan kemudahan, tapi juga membuka pintu-pintu fitnah. Maka, di sinilah peran iman dan takwa menjadi pelindung dan penuntun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”
(QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini mengingatkan kita, bahwa kemuliaan bukan diukur dari gelar, jabatan, atau kecanggihan teknologi yang kita kuasai—melainkan dari ketulusan hati dalam bertakwa kepada Allah.
Sebagaimana juga sabda Rasulullah SAW:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim no. 1467)
Wanita shalihah—itulah Kartini sejati. Di era AI, dia mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, menjaga lisannya di media sosial, menanamkan akhlak mulia pada anak-anaknya, serta terus menambah ilmu dunia tanpa melupakan akhirat.
Kartini masa kini adalah perempuan yang tidak sekadar cerdas, tapi juga bersujud khusyuk di malam hari. Ia bisa mengelola waktu antara layar dan sajadah. Ia bisa memimpin forum ilmiah sekaligus menjaga kehormatan diri. Ia bisa hadir di dunia digital tanpa kehilangan arah menuju surga.
Selamat Hari Kartini!
Wahai perempuan Indonesia, mari jadi generasi AI yang berarti:
Amanah, Ilmiah, dan Insya Allah bertakwa.